Senin, 27 Agustus 2012 14:36 WIB
Bandung (ANTARA News) - Olahan beras yang dijadikan sebagai nasi khas Sunda bernama Nasi Liwet Instan Seribu Satu (1001) ciptaan Andris Wijaya (34) pada 2011 tak hanya diganduri oleh pasar dalam negeri, namun mampu menembus pasar luar negeri, seperti Singapura, Dubai hingga Belanda.
"Selain di Jabar, untuk ke Kalimantan dan Bali sudah, untuk luar negeri kita baru ke Singapura, Dubai dan Belanda. kalau ke luar negeri itu dijualnya tidak pakai reseller, tapi baru perorangan," kata Andris Wijaya, usai menerima Anugerah Inovasi Jawa Barat 2012, di Kota Bandung, Senin.
Nasi Liwet Instan ialah salah satu bukti dari keuletan dan kreativitas Andris Wijaya dalam melanjutkan usaha penjualan beras Garut milik almarhum ayahnya, H. Dedi Mulyadi, yang meninggal 16 tahun silam.
"Alhamdulilah, CV 1001 sekarang memiliki keuntungan per minggunya itu dari penjualan beras curah Garut 1001 sebesar Rp300 juta, dan Rp20 juta per harinya dari Nasi Liwet Instan Seribu Satu," kata pria yang menempuh pendidikan Diploma Program Studi Teknik Energi Politeknik ITB (Politeknik Bandung). Dirinya memaknai penghargaan Anugerah Inovasi Jawa Barat 2012 yang diserahkan langsung oleh Gubernur Jabar Ahmad Heryawan merupakan salah satu hasil kerja kerasnya dalam menciptakan sebuah inovasi di bidang pertanian.
"Tentunya, saya sangat bersyukur, penghargaan ini adalah sebuah bentuk apresiasi dan yang pasti ini adalah sebuah lecutan bagi saya agar bisa terus berkarya dan berinovasi menghasilkan yang terbaik untuk negeri ini," kata Andris. Bermodal Rp30 juta, kata Andris, kini dirinya bisa mewujudkan impiannya untuk mengangkat kuliner tradisional Jawa Barat, yakni nasi liwet menjadi olahan kuliner modern dan praktis.
"Cara mengolahannya itu cukup praktis, seperti kita membuat mie instan. Bahkan, dimasak memakai rice cooker juga bisa. Pokoknya, cara memasaknya jauh lebih praktis dibandingkan dengan kita membuat nasi liwet secara tradisional," katanya.
Pada mulanya Andris hanya membuat tiga macam rasa nasi liwet instant isi 500 gram, yakni original, jengkol, jambal, dan petai, namun saat ini bertambah menjadi rasa cumi dan teri.
"Pertama kali saya jual di pameran dan waktu itu Wakil Bupati Garut, Dicky Chandara, mencoba dan langsung memborong produk jualannya untuk diperkenalkan pada bupati," ujarnya.
Dikatakannya, untuk memasarkan produk ini ke luar Garut, CV 1001 mengandalkan sekitar 10 distributor yang tersebar di sejumlah kota dan distributor memasarkan kembali produk lewat ratusan reseller yang ada.
Editor: Priyambodo RHSumber : http://www.antaranews.com/berita/329654/nasi-liwet-instan-1001-tembus-pasar-luar-negeri