"Nasi liwet 1001 sudah sampai ke luar negeri tapi belum secara resmi, kalau yang resmi yaitu tawaran dari beberapa negara di Eropa dan Singapura yang meminta untuk dikirim," kata pemimpin perusahaan Beras Liwet "1001" Andris Wijaya di pabrik pengolahan beras di Kampung Banjarsari, Desa/Kecamatan Samarang, Garut, Rabu.
Permintaan itu, kata Andris datang melalui distributor Kokita di Indonesia, yang akan memasarkan beras 1001 di beberapa negara Eropa.
Namun permintaan pasar ke negara Eropa itu, kata Andris belum dapat dilakukan, karena masih perlu dikaji agar produk beras liwet siap saji tersebut dapat diterima oleh orang asing.
Kajian yang akan dilakukan, katanya berupa peningkatan kualitas, rasa dan komposisi, hingga penerapan pencantuman tulisan bahasa asing dalam setiap kemasan.
"Kita sekarang baru memberikan contohnya dulu, selanjutnya harus ada pencantuman bahasa, jadi jangan sampai kita kirim banyak tapi ternyata ditolak," katanya.
Ia mengatakan, sanggup memenuhi permintaan pasar dalam negeri bahkan luar negeri dengan jumlah besar, karena beras jenis Sarinah untuk bahan baku nasi liwet cukup tersedia banyak.
Menurut dia, adanya peningkatan penjualan beras liwet tersebut akan membawa dampak positif terbukanya penyerapan tenaga kerja lebih banyak.
"Kami di sini menjual beras curah juga, beras di sini memproduksi 7 ton, sedangkan untuk nasi liwet hanya 7,5 kuintal, jadi masih tersisa banyak untuk memenuhi permintaan pasar," katanya.
Sementara itu beras liwet 1001 setiap harinya diproduksi sebanyak 2000 dus terbagi dua kemasan berat 250 gram dan berat 500 gram setiap hari.
Sedangkan harga jual beras liwet tersebut untuk kemasan 250 gram Rp15 ribu dan kemasan 500 gram Rp25 ribu per bungkus dengan enam rasa ikan Jambal, Teri, Cumi, original, jengkol dan pete.
Penyajian beras liwet cukup mudah dan cepat, bisa dimasak pada alat menanak nasi elektrik "rice cooker".
Sumber : http://www.antaranews.com/berita/332630/eropa-tertarik-beras-liwet-1001-garut